Makalah
Gizi seimbang bagi remaja
Disusun oleh :
Anita Della Aviyanty Putri ( 02.12.004 )
Naimatul Husniah ( 02.12.035 )
Eka Herin Priyanti ( 02.12.012 )
Dita Saraswati ( 02.12.010 )
Nurul Karimah ( 02.12.040 )
Naimatul Husniah ( 02.12.035 )
Eka Herin Priyanti ( 02.12.012 )
Dita Saraswati ( 02.12.010 )
Nurul Karimah ( 02.12.040 )
1A D3 Kebidanan
Kampus
a stikes DIAN HUSADA MOJOKERTO
2013 –
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Gizi Seimbang Bagi Remaja ” ini
dengan tepat waktu.
Kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, dan
juga kepada sumber-sumber yang digunakan untuk menunjang penyelesaian makalah
ini. Tidak lupa juga ucapan terima kasih kepada seluruh anggota kelompok yang
telah bekerja sama dalam penyelesaian makalah ini.
Demikianlah makalah yang telah kami
selesaikan. Tiada gading yang tak retak, begitu pula makalah ini yang tak luput
dari kekurangan. Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk menunjang keberhasilan
dari makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Mojokerto,
20 April 2013
Penyusun
Daftar
isi
Kata Pengantar ................................................................................................................ i
Daftar Isi ............................................................................................................................ ii
Bab I ................................................................................................................................... 1
Latar Belakang Masalah.................................................................................................
1
Rumusan Masalah..........................................................................................................
1
Bab II .................................................................................................................................. 2
2.1 Masalah Gizi Pada Remaja.....................................................................................
2
1. Obesitas
2. Kurang
Energi Kronik
3. Anemia
2.2 Penyebab Masalah Gizi Pada Remaja ................................................................. 2
2.3 Pola Makan dan Kebutuhan Energi pada Masa
Remaja ................................. 3
1. Pola
Makan Masa Remaja
2. Kebutuhan
Energi Untuk Remaja
3. Prilaku
Konsumsi Gizi yang Salah pada Remaja Sekolah
4. Kebutuhan
Gizi Seimbang
5. Energi
6. Protein
7. Lemak
8. Vitamin
dan Mineral
9. Fe /
Zat Besi
2.4
Mengatasi Masalah Gizi pada Remaja agar Tidak Terjadi ................................. 7
Bab III ................................................................................................................................. 11
Penutup ............................................................................................................................ 11
Daftar Pustaka ................................................................................................................. 12
Bab III ................................................................................................................................. 11
Penutup ............................................................................................................................ 11
Daftar Pustaka ................................................................................................................. 12
BAB i
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG MASALAH
Masa remaja
merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan manusia, pada masa ini
terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan. Perubahan fisik karena
pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya.
Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan
masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang.
Status gizi
dapat ditentukan melalui pemeriksaan laboratorium maupun secara antropometri.
Kekurangan kadar hemoglobin atau anemi ditentukan dengan pemeriksaan darah.
Antropometri merupakan cara penentuan status gizi yang paling mudah dan murah.
Indeks Massa Tubuh (IMT) direkomendasikan sebagai indikator yang baik untuk
menentukan status gizi remaja.
Masalah gizi
pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan masyarakat, misalnya
penurunan konsentrasi belajar, risiko melahirkan bayi dengan BBLR, penurunan
kesegaran jasmani. Banyak penelitian telah menunjukkan kelompok remaja
mengalami banyak masalah gizi. Masalah gizi tersebut antara lain Anemi dan IMT
kurang dari batas normal atau kurus. Prevalensi anemi berkisar antara 40%,
sedangkan prevalensi remaja dengan IMT kurus berkisar antara 30%. Banyak faktor
yang menyebabkan masalah ini. Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab yang
mempengaruhi masalah gizi tersebut membantu upaya penanggulangannya dan lebih
terpengaruh dan terfokus.
1.2 Rumusan
MASALAH
ü Apa saja
masalah gizi pada remaja ?
ü Apa yang
menyebabkan masalah gizi pada remaja bisa terjadi ?
ü Bagaimana
pola makan dan kebutuhan energi pada masa remaja ?
ü Bagaimana
cara mengatasi supaya masalah gizi pada remaja tidak terjadi ?
BAB iI
ISI
ISI
2.1 MASALAH
GIZI PADA REMAJA
1. Obesitas
Walaupun kebutuhan energi dan zat-zat gizi lebih besar
pada remaja daripada dewasa, tetapi ada sebagian remaja yang makannya terlalu
banyak melebihi kebutuhannya sehingga menjadi gemuk. Aktif berolah raga dan
melakukan pengaturan makan adalah cara untuk menurunkan berat badan. Diet
tinggi serat sangat sesuai untuk para remaja yang sedang melakukan penurunan
berat badan. Pada umumnya makanan yang serat tinggi mengandung sedikit energi,
dengan demikian dapat membantu menurunkan berat badan, disamping itu serat
dapat menimbulkan rasa kenyang sehingga dapat menghindari ngemil
makanan/kue-kue.
2. Kurang Energi
Kronis
Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi
Kronis tidak selalu berupa akibat terlalu banyak olah raga atau aktivitas
fisik. Pada umumnya adalah karena makan terlalu sedikit. Remaja perempuan yang
menurunkan berat badan secara drastis erat hubungannya dengan faktor emosional
seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang lawan jenis kurang seksi.
3. Anemia
Anemia karena kurang zat besi adalah masalah yang
paling umum dijumpai terutama pada perempuan. Zat besi diperlukan untuk
membentuk sel-sel darah merah, dikonversi menjadi hemoglobin, beredar ke
seluruh jaringan tubuh, berfungsi sebagai pembawa oksigen. Remaja perempuan
membutuhkan lebih banyak zat besi daripada laki-laki. Agar zat besi yang
diabsorbsi lebih banyak tersedia oleh tubuh, maka diperlukan bahan makanan yang
berkualitas tinggi. Seperti pada daging, hati, ikan, ayam, selain itu bahan
maknan yang tinggi vitamin C membantu penyerapan zat besi.
2.2 Penyebab
masalah GIZI PADA REMAJA
Pada usia
sekolah, anak banyak mengikuti aktivitas, fisik maupun mental, seperti bermain,
belajar, berolah raga. Zat gizi akan membantu meningkatkan kesehatan tubuh
anak, sehingga sistem pertahanan tubuhnya pun baik dan tidak mudah terserang
penyakit. Umumnya orangtua kurang memperhatikan kegiatan makan anaknya lagi.
Mereka beranggapan bahwa anak seusia ini sudah tahu kapan ia harus makan. Di
samping itu, anak mulai banyak melakukan kegiatan di luar rumah, sehingga agak
sulit mengawasi jenis makanan apa saja yang mereka makan.
Anak usia
sekolah membutuhkan lebih banyak energi dan zat gizi dibanding anak balita.
Diperlukan tambahan energi, protein, kalsium, fluor, zat besi, sebab
pertumbuhan sedang pesat dan aktivitas kian bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan
energi dan zat gizi, anak seusia ini membutuhkan 5 kali waktu makan, yaitu
makan pagi (sarapan), makan siang, makan malam, dan 2 kali makan selingan.
Perlu ditekankan pentingnya sarapan supaya dapat berpikir dengan baik dan
menghindari hipoglikemi. Bila jajan harus diperhatikan kebersihan makanan supaya
tidak tertular penyakit tifoid, disentri, dan lain-lain. Anak remaja putri
sudah mulai haid, sehingga diperlukan tambahan zat besi.
2.3 Pola makan dan kebutuhan energi
PADA masa REMAJA
1. Pola Makan Masa
Remaja :
ü Pengalaman
baru, kegembiraan di sekolah, rasa takut terlambat sekolah. Mengakibatkan anak
sering menyimpang dari kebiasaan makannya.
ü Anak lebih
aktif memilih makanan yang disukainya.
ü Anak yang
memiliki aktifitas tinggi di luar rumah cenderung melupakan waktu makan.
ü Masa remaja
merupakan masa adoloseence growth spurt ( butuh zat gizi yang relative tinggi
).
2. Kebutuhan Energi untuk Remaja :
1. Putra
Usia 16
tahun memerlukan energi 3.470 kkal
Usia 16-19
tahun menurun menjadi 2.900 kkal
1.
Putri
Usia 12
tahun memerlukan energy 2.550 kkal
Usia 18 tahun menurun menjadi 2.200 kkal
2.
Perhitungan
sederhana untuk kebutuhan energi pada remaja
Wanita = BBI
x 25 kal
Pria =
BBI x 30 kal
BI = (
TB – 100 ) – 10% ( TB-100)
3.
Penilaian
status gizi untuk usia < 18 tahun
Status
gizi = BB/BBI x 100 %
Untuk yang status gizinya kurang dari 90%
yang status gizinya diantara 90%-100% berarti underweight, untuk normal,
antara 100%-120% berarti overweight, dan yang lebih dari 120% berarti obesitas.
3.
Perilaku
Konsumsi Gizi yang Salah pada Remaja Sekolah
Ketidak tahuan akan gizi yang benar pada usia remaja
taupun sekolah, menyebabkan remaja tersebut sering berperilaku konsumsi gizi
yang salah. berikut beberapa perilaku konsumsi gizi yang salah pada remaja/anak
sekolah:
1.
Tidak
Mengonsumsi Menu Gizi Seimbang
Kebiasaan remaja dan anak yang susah makan, ini
biasanya hanya gemar pada makanan seperti mie, padahal jelas mie goreng itu
hanya mengandung karbohidrat dan lemak saja. tidak ada sumber protein, vitamin
dan mineralnya.
2.
Kebiasaan
Tidak Sarapan Pagi
Makan pagi mempunyai peranan penting bagi anak remaja
yang khususnya sekolah/kuliah, yaitu untuk pemenuhan gizi di pagi hari dimana
para remaja dan anak-anak tersebut mempunyai aktivitas yang sangat padat di
sekolah. Apabila anak-anak terbiasa sarapan pagi, maka akan berpengaruh terhadap
kecerdasan otak, terutama daya ingat sehingga dapat mendukung prestasi belajar
anak/ remaja tersebut ke arah yang baik. Sarapan pagi merupakan pasokan energi
untuk otak yang paling baik agar dapat berkonsentrasi disekolah.
Ketika bangun pagi, gula darah dalam tubuh kita rendah karena semalaman
tidak makan. Tanpa sarapan yang cukup, otak akan sulit berkonsentrasi di
sekolah/di kampus.
3.
Jajan tidak
sehat di Sekolah/ di Kampus
Anak-anak remaja tidak dapat terlepas dari makanan
jajanan di sekolah. hal ini merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan energi
karena aktivitas di sekolah yang tinggi. Biasanya para remaja sekolah ini
menyukai makanan yang tinggi kalori yang bersumber dari lemak dan gula. padahal
makanan tradisional sebetulnya kaya akan serat dan kalorinya tidak terlalu
tinggi.
4.
Kurang
Mengonsumsi Buah dan Sayur
Anak-anak sekolah atau remaja umumnya susah apa bila
disuruh mengonsumsi buah dan sayur. Padahal buah dan sayur merupakan sumber zat
gizi vitamin, serat dan mineral. yang tentunya sangat baik untuk kesehatan dan
kecerdasan remaja/anak tersebut.
5.
Mengonsumsi
Fast Food dan Junk Food
Para remaja-remaja biasanya sangat suka mengonsumsi
fast food dan junk food karena mereka terpengaruh oleh iklan-iklan yang ada di
televisi sehingga mereka beranggapan bahwa fast food dan junk food menunjukkan
status sosial yang tinggi dan mengandung gizi yang baik. PADAHAL, itu tidak
benar.. fast food tidak baik bagi kesehatan tubuh apabila di konsumsi dalam
jumlah banyak, karena fast food dan junk food merupakan makanan tinggi lemak
dan kolesterol. Bahkan di negara asalnya yaitu amerika ataupun Italia, makanan
fast food dan Junk food ini di anggap sebagai makanan Sampah. Maka dari itu,
mulailah konsumsi makanan tradisional yang kaya akan gizi tentunya.
6.
Konsumsi
Gula Berlebihan
Para remaja baik di sekolah maupun di kampus sering
jajan yang serba manis-manis seperti es, gula-gula dan sebagainya. yang pada
umumnya mengguna pemanis yangtidak aman untuk tubuh.
7.
Konsumsi
Natrium Berlebihan
Pada saat membeli jajanan juga biasanya para remaja
suka membeli jajanan yang mengandung tinggi garam, seperti makanan ringan yang
rasanya asin. Kelebihan Natrium, menyebabkan kadar natrium dalam darah
meningkat. akibatnya, volume darah juga meningkat karaena kelebihan air
disebabkan osmosis. peningkatan volume darah menyebabkan tekanan darah naik
sehingga terjadi hipertensi.
8.
Konsumsi
Lemak Berlebihan
Para remaja lebih suka makanan jajan seperti bakso,
mie ayam dan soto yang tinggi lemak ketimbang makan makanan yang di masak oleh
orang tuanya di rumah. sehingga tubuh remaja tersebut tinggi akan lemak dan
kolesterol.
9.
Mengonsumsi
Makanan Beresiko
Mengonsumsi makanan beresiko yaitu MSG berlebihan,
kafein dan pengawet serta pewarna makanan yang berbahaya. untuk kesehatan dan
berdampak untuk masa depannya.
4.
Kebutuhan
Gizi Seimbang
Pada anak remaja kudapan berkontribusi 30 % atau lebih
dari total asupan kalori remaja setiap hari. Tetapi kudapan ini sering
mengandung tinggi lemak, gula dan natrium dan dapat meningkatkan resiko
kegemukan dan karies gigi. Oleh karena itu, remaja harus didorong untuk lebih
memilih kudapan yang sehat. Bagi remaja, makanan merupakan suatu kebutuhan
pokok untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya. Kekurangan konsumsi makanan,
baik secara kualitatif maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh
terganggu.
Kecukupan gizi merupakan kesesuaian baik dalam hal
kualitas maupun kuantitas zat-zat gizi sesuai dengan kebutuhan faali tubuh.
5.
Energi
Kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari
maupun untuk proses metabolisme tubuh. Cara sederhana untuk mengetahui
kecukupan energi dapat dilihat dari berat badan seseorang. Pada remaja
perempuan 10-12 tahun kebutuham energinya 50-60 kal/kg BB/ hari dan usia 13-18
tahun sebesar 40-50 kal/ kg BB/ hari.
6.
Protein
Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh
kembang berlangsung cepat. Apabila asupan energi terbatas/ kurang, protein akan
dipergunakan sebagai energi.
Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah 50 g/ hari,
13-15 tahun sebesar 57 g/ hari dan usia 16-18 tahun adalah 55 g/ hari. Sumber
protein terdapat dalam daging, jeroan, ikan, keju, kerang dan udang (hewani).
Sedangkan protein nabati pada kacang-kacangan, tempe dan tahu.
7.
Lemak
Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan
dan sebagainya. Kelebihan lemak akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh
yang sewaktu- waktu diperlukan. Departemen Kesehatan RI menganjurkan konsumsi
lemak dibatasi tidak melebihi 25 % dari total energi per hari, atau paling
banyak 3 sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan sehari. Asupan lemak
yang terlalu rendah juga mengakibatkan energi yang dikonsumsi tidak mencukupi,
karena 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori. Pembatasan lemak hewani dapat
mengakibatkan asupan Fe dan Zn juga rendah.
8.
Vitamin dan
Mineral
Kebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga
meningkat. Golongan vitamin B yaitu vitamin B1 (tiamin), vitamin B2
(riboflavin) maupun niasin diperlukan dalam metabolisme energi. Zat gizi yang
berperan dalam metabolisme asam nukleat yaitu asam folat dan vitamin B12.
Vitamin D diperlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuh/ tulang. Selain itu, agar
sel dan jaringan baru terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan
E juga diperlukan.
9.
Fe / Zat
Besi
Kekurangan Fe/ zat besi dalam makanan sehari-hari
dapat menimbulkan kekurangan darah yang dikenal dengan anemia gizi besi (AGB).
Makanan sumber zat besi adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati,
telur dan daging. Fe lebih baik dikonsumsi bersama dengan vitamin C, karena
akan lebih mudah terabsorsi.
2.4 MENGATASI
masalah GIZI PADA REMAJA AGAR TIDAK
TERJADI
Perlu dilakukan kegiatan pendidikan, penyuluhan
terutama tentang gaya hidup yang benar, meliputi , kebiasaan sarapan pagi,
menghindari untuk merokok dan minum-minuman keras serta membiasakan hidup sehat
agar terhindar dari berbagai penyakit infeksi.
Prinsip Gizi Pada Wanita Remaja Dan Dewasa
Masa remaja merupakan saat terjadinya
perubahan-perubahan cepat dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif dan
psikososial. Pada masa ini terjadi kematangan seksual dan tercapainya bentuk
dewasa karena pematangan fungsi endokrin. Pada saat proses pematangan fisik,
juga terjadi perubahan komposisi tubuh.
Periode Adolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang
cepat (Growth Spurt) baik tinggi badannnya maupun berat badannya. Pada periode
growth spurt, kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya
tubuh.
Growth Spurt
:
• Anak
perempuan : antara 10 dan 12 tahun
• Anak
laki-laki : umur 12 sampai 14 tahun.
Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada
umur yang sama melainkan tergantung individualnya. Pertumbuhan yang cepat
biasanya diiringi oleh pertumbuhan aktivitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi
akan naik pula.
Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia sudah
mencapai usia lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah
terhenti. Ini berarti, makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh,
tetapi untuk mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat
gizinya menjadi lebih baik. Dengan demikian, kebutuhan akan unsur-unsur gizi dalam
masa dewasa sudah agak konstan, kecuali jika terjadi kelainan-kelainan pada
tubuhnya, seperti sakit dan sebagainya. Sehingga mengharuskan dia mendapatkan
kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya.
Pendidikan Gizi Pada Wanita Remaja Dan Dewasa
Pendidikan gizi pada wanita remaja dan dewasa
diperlukan untuk mencapai status gizi yang baik dan berperilaku gizi yang baik
dan benar. Adapun pesan dasar gizi seimbang yang diuraikan oleh Depkes adalah :
1. Makanlah
aneka ragam makanan.
Tidak satupun jenis makanan yang mengandung semua zat
gizi, yang mampu membuat seseorang hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif.
Makan makanan yang mengandung unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh tubuh baik
kualitas maupun kuantitas. Jadi, mengonsumsi makanan yang beraneka ragam
menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur.
2. Makanlah
makanan untuk mencukupi kecukupan energi.
Setiap orang dianjurkan untuk memenuhi makanan yanng
cukup kalori (energi) agar dapat hidup dan beraktivitas sehari-hari. Kelebihan
konsumsi kalori akan ditimbun sebagai cadangan didalam tubuh yang berbentuk
jaringan lemak.
3. Makanlah
makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.
Ada dua kelompok karbohidrat yaitu karbohidrat
kompleks dan sederhana. Proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks
berlangsung lebih lama daripada yang sederhana. Konsumsi karbohidrat kompleks
sebaiknya dibatasi 50% saja dari kebutuhan energi sehingga tubuh dapat memenuhi
sumber zat pembangun dan pengatur.
4. Batasi
konsumsi lemak dan minyak sampai ¼ dari kecukupan energi.
Lemak dan minyak yang terdapat dalam makanan berguna
untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin (A, D, E dan K)
serta menambah lezatnya hidangan. Mengonsumsi lemak dan minyak secara
berlebihan akan mengurangi konsumsi makanan lain.
5. Gunakan
garam beryodium.
Kekurangan garam beryodium mengakibatkan penyakit gondok.
6. Makanlah makanan sumber zat besi.
Zat besi adalah unsur penting untuk pembentukan sel
darah merah. Kekurangan zat besi berakibat anamia gizi besi (AGB), terutama
diderita oleh wanita hamil, wanita menyusui dan wanita usia subur.
7. Berikan ASI
saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI sesudahnya. ASI
merupakan makanan terbaik untuk bayi, karena mempunyai kelebihan yang meliputi
3 aspek baik aspek gizi, aspek kekebalan dan kejiwaan.
8. Biasakan
makan pagi.
Bagi remaja dan dewasa makan pagi dapat memelihara
ketahanan fisik, daya tahan tubuh, meningkatkan konsentrasi belajar dan
meningkatkan produktivitas kerja.
9. Minumlah air
bersih yang aman dan cukup jumlahnya.
Aman berarti bersih dan bebas kuman.
10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur.
Dapat meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat
badan, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat proses
penuaan.
11. Hindari minum minuman beralkohol.
Sering minum minuman beralkohol akan sering BAK
sehingga menimbukan rasa haus. Alkohol hanya mengandung energi, tetapi tidak
mengandung zat lain.
12. Makanlah makanan yang aman
bagi kesehatan.
Selain harus bergizi lengkap dan seimbang, makanan
harus layak dikonsumsi sehingga aman untuk kesehatan. Makanan yang aman yaitu
bebas dari kuman dan bahan kimia dan halal.
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.
Gangguan Makanan Pada Remaja
Saat remaja terjadi perubahan fisiologis yang bisa
mempengaruhi kebutuhan gizi termasuk untuk pertumbuhan yang cepat, biasanya
pertumbuhan cepat lebih banyak terlihat pada remaja laki-laki. Namun remaja
kadang memilih makanan yang tidak tepat sehingga mempengaruhi asupan gizi yang
masuk ke tubuhnya.
Berikut ini beberapa masalah gizi yang banyak
menyerang kaum remaja, seperti dikutip dari BBCHealth, Senin (16/1/2012)
yaitu:
1. Kekurangan
zat besi
Kondisi ini merupakan hal yang paling umum dijumpai.
Pertumbuhan yang cepat ditambah dengan gaya hidup dan pilihan makanan yang
buruk bisa mengakibatkan remaja mengalami anemia akibat kekurangan zat besi,
terutama pada remaja putri ketika ia sudah mengalami menstruasi.
Sumber makanan utama yang mengandung zat besi adalah
daging merah, sereal, buah kering, roti dan sayuran berdaun hijau. Sumber zat
besi yang berasal dari non-daging membutuhkan asupan nutrisi lain untuk
meningkatkan penyerapannya seperti makanan kaya vitamin C (jeruk, blackcurrant
dan sayuran berdaun hijau), sedangkan zat tanin yang terkandung dalam teh bisa
mengurangi penyerapan zat besi.
2. Kekurangan
kalsium
Survei menemukan sekitar 25 persen remaja memiliki
asupan kalsium lebih rendah dari yang direkomendasikan sehingga berdampak
terhadap kesehatan tulangnya di masa depan, salah satunya adalah osteoporosis
yang membuat tulang rapuh dan mudah patah.
Tulang akan terus tumbuh dan diperkuat sampai usia 30
tahun dan masa remaja adalah waktu yang sangat penting untuk perkembangan ini.
Nutrisi yang diperlukan seperti vitamin D, kalsium dan fosfor.
Sumber kaya kalsium yang sebaiknya dikonsumsi adalah
susu dan produk susu, misalnya segelas susu, 150 gram yogurt dan sepotong keju
ukuran kecil. Jika tidak bisa mengonsumsi produk susu, maka konsumsilah susu
kedelai yang sudah difortifikasi, atau jika takut dengan kandungan lemak
pilihlah susu yang rendah lemak (low fat).
3. Kekurangan
gizi akibat salah diet
Berbagai studi melaporkan kaum remaja terutama
perempuan banyak yang tidak puas dengan berat badannya, sehingga melakukan diet
dengan cara yang salah seperti melewatkan waktu makan, menghindari daging
merah, tapi mengonsumsi makanan ringan dan bergula.
Hal ini bukanlah pilihan yang tepat dan sehat karena
pada usia tersebut tubuh mengalami percepatan pertumbuhan yang menuntut adanya
peningkatan nutrisi. Jika diet yang dilakukan salah maka tubuh akan mendapatkan
nutrisi yang penting dalam jumlah kecil atau tidak sama sekali.
Sebaiknya konsumsilah makanan secara masuk akal,
olahraga teratur, mengurangi makanan bergula dan banyak lemak untuk mengurangi
kelebihan kalori sambil tetap mempertahankan nutrisi yang masuk. Selain itu
masa-masa remaja merupakan waktu yang banyak menyebabkan perkembangan gangguan
makan.
BAB
iii
PENutup
PENutup
kesimpulan
Kesimpulannya bahwa pemenuhan kebutuhan gizi pada
remaja sangat bermanfaat bagi peningkatan otak ( intelegensi ), bagi tumbuh
kembangnya dan juga sangat menunjang dalam aktivitasnya sehari-hari. Karena
dengan pemenuhan kebutuhan gizi pada remaja diharapkan nantinya kebutuhan dan
kesehatan pada remaja bisa meningkat.
Daftar pustaka
http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?id=jkpkbppk-gdl-res-2003-permaisih-886-gizi
http//www.google.com//gizi
remaja//2008.
http://www.harianjogja.com/2012/lifestyle/kesehatan/masalah-gizi-yang-banyak-menyerang-remaja-156269\
http://intensifer.blogspot.com/2012/02/gangguan-makan-anorexia-nervosa-pada.html
http://health.detik.com/read/2012/01/16/132856/1816520/764/3-masalah-gizi-yang-banyak-menyerang-remaja
http://jundapakiringan.blogspot.com/2011/10/penanganan-masalah-gizi-remaja.html
http://grandmall10.wordpress.com/2011/07/15/masalah-gizi-remaja/
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2109435-faktor-penyebab-masalah-gizi-pada/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar