ASUHAN
KEBIDANAN
Pada Ny “R” Usia th dengan Herpes Genetalia
DI PUSKESMAS MOJOKERTO
Pada Ny “R” Usia th dengan Herpes Genetalia
DI PUSKESMAS MOJOKERTO
Disusun oleh :
Anita Della Aviyanty
Putri Ina Cahyani
Naimatul Husniah Ria Nur Azizah
Eka Herin Priyanti ` Alfina Nur Faizah
Dita Saraswati Clariza Florensia
Choiro Nur’Aini Amalia Rizky
Nurul Karimah Ayu Rahma
Elisabeth Prasetya Novita Debby Faradilla
Halimah Maya Nur Laili
Nur Laila
Naimatul Husniah Ria Nur Azizah
Eka Herin Priyanti ` Alfina Nur Faizah
Dita Saraswati Clariza Florensia
Choiro Nur’Aini Amalia Rizky
Nurul Karimah Ayu Rahma
Elisabeth Prasetya Novita Debby Faradilla
Halimah Maya Nur Laili
Nur Laila
D3 Kebidanan
Kampus
a stikes DIAN HUSADA MOJOKERTO
2013 –
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sebuah penyakit menular seksual (PMS), juga
dikenal sebagai infeksi menular seksual
(IMS) atau penyakit kelamin
(VD), adalah penyakit yang memiliki probabilitas signifikan penularan
antar manusia atau hewan dengan cara perilaku seksual manusia, termasuk hubungan
intim melalui vagina, oral seks, dan seks anal. Sementara di masa lalu,
penyakit ini sebagian besar telah disebut sebagai PMS atau VD, dalam beberapa
tahun terakhir istilah infeksi menular seksual (IMS) telah disukai, karena
memiliki makna lebih luas, seseorang dapat terinfeksi'''' , dan berpotensi
menulari orang lain, tanpa menunjukkan tanda-tanda''penyakit''. Beberapa PMS
juga dapat ditularkan melalui penggunaan jarum suntik obat IV setelah digunakan
oleh orang yang terinfeksi, serta melalui persalinan atau menyusui. Infeksi
menular seksual telah dikenal selama ratusan tahun.
Herpes
merupakan salah satu penyakit menular seksual. Herpes kelamin atau herpes
genitalia adalah penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh virus
herpes simpleks (HSV), penyakit ini sangat menular dan mengifeksi daerah
kelamin. Gejala dari herpes disebut wabah. Dan biasanya muncul luka (bisul) di
dekat daerah di mana virus telah memasuki tubuh. Mereka berubah menjadi lepuh,
menjadi gatal dan menyakitkan, dan kemudian sembuh dan kemudian muncul kembali
jika ada faktor pemicunya. Kadang-kadang orang tidak tahu bahwa mereka memiliki
herpes karena mereka tidak menunjukkan gejala atau gejala sangat ringan.
Penyakit ini dapat diobati tetapi tidak dapat disembuhkan dan akan tetap akan
bermukim didalam tubuh. Tetapi obat dapat membantu tubuh melawan virus dalam
tubuh, dapat membantu mengurangi gejala, menurunkan wabah, dan menurunkan
resiko penularan virus kepada orang lain. Herpes genitalis umumnya menyerang
dan menyebabkan luka pada daerah genital Anda atau dubur, bokong, dan paha yang
dapatkan dari berhubungan seks, bahkan seks oral yang terinfeksi virus
ini. Virus dapat menyebar meskipun tidak ada luka/bisul. Bayi baru lahir juga
dapat terinfeksi virus ini jika sang ibu mengidap penyakit yang mengerikan ini.
Wanita kerap kali tidak sadar bahwa ia menderita herpes karena lecet terjadi di
dalam vagina.
B.
Tujuan
A. Mengetahui
definisi infeksi Herpes Genital
B. Mengetahui
epidemiologi infeksi Herpes Genital
C. Mengetahui
penyebab infeksi Herpes Genital
D. Mengetahui
gejala infeksi Herpes Genital
E. Mengetahui
pengaruh infeksi Herpes Genital pada kehamilan
F. Mengetahui
diagnosa infeksi Herpes Genital
G. Mengetahui
pengobatan infeksi Herpes Genital
H. Mengetahui
pencegahan infeksi Herpes Genital
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Genital
herpes, juga umumnya disebut "herpes" adalah infeksi virus oleh herpes simplex
virus (HSV) yang ditularkan
melalui kontak intim dengan lapisan-lapisan yang ditutupi lendir dari mulut
atau vagina atau kulit genital. Virus memasuki lapisan-lapisan atau kulit
melalui robekan-robekan mikroskopik. Sekali didalam, virus berjalan ke
akar-akar syaraf dekat sumsum tulang belakang (spinal cord) dan berdiam disana
secara permanen.
Ketika seseorang yang terinfeksi mempunyai perjangkitan herpes,
virus berjalan menuruni serabut-serabut syaraf ke tempat dari asal infeksi.
Ketika ia mencapi kulit, kemerahan dan lepuhan-lepuhan (blisters ) yang khas terjadi. Setelah
perjangkitan awal, perjangkitan-perjangkitan yang berikut cenderung menjadi
sporadik. Mereka mungkin terjadi mingguan atau bahkan tahunan berpisahan.
Dua tipe-tipe dari virus-virus herpes berhubungan dengan
luka-luka genital: herpes simplex virus-1 (HSV-1) dan herpes simplex virus-2
(HSV-2). HSV-1 lebih sering menyebabkan blisters dari area mulut sementara
HSV-2 lebih sering menyebabkan luka-luka genital pada area sekitar anus.
Perjangkitan dari herpes berhubungan erat pada berfungsinya sistim imun.
Wanita-wanita yang mempunyai sistim-sistim imun yang ditekan, karena stress,
infeksi, atau obat-obat, mempunyai perjangkitan-perjangkitan (outbreaks) lebih
seringkali dan bertahan lebih lama.
Diperkirakan bahwa sebanyak 50 juta orang-orang di Amerika
terinfeksi dengan genital HSV. Genital herpes disebar hanya dengan kontak
langsung orang ke orang. Dipercayai bahwa 60% dari kaum dewasa yang aktif
secara seksual membawa virus herpes. Sebagian dari sebab untuk angka infeksi
tinggi yang berlanjut adalah bahwa kebanyakan wanita-wanita yang terinfeksi
dengan virus herpes tidak mengetahui bahwa mereka terinfeksi karena mereka
mempunyai sedikit atau tidak mempunyai gejala-gejala. Pada banyak
wanita-wanita, ada perjangkitan-perjangkitan "atypical" dimana
satu-satunya gejala mungkin adalah gatal yang ringan atau ketidaknyamanan yang
minimal. Lebih dari itu, lebih lama wanita itu telah mempunyai virus, lebih
sedikit gejala-gejala mereka punyai dengan perjangkitan-perjangkitan mereka.
Akhirnya, virus dapat melepaskan diri dari cervix kedalam vagina pada
wanita-wanita yang tidak mengalami segala gejala-gejala.
Wanita hamil terkeserang herpes bayi mempunyai risiko tinggi
tertular. Virus dapat ditularkan kepada janin melalui placenta selama kehamilan
atau selama persalinan vaginal. Pada infeksi selama kehamilan dapat
meningkatkan risiko keguguran, ketuban penurunan pertumbuhan. Sekitar 30-50%
bayi yang lahir melalui vagina dengan seorang ibu yang terinfeksi virus herpes.
Bayi yang dilahirkan perempuan mengalami serangan pada saat lahir, satu sampai
empat persen menjadi terinfeksi dengan herpes-simplex virus.
Setelah infeksi, virus herpes membentuk suatu masa yang disebut
latency, saat virus yang ada dalam tubuh dari sel saraf dapat muncul (misalnya
alat kelamin, mulut, dan bibir) virus menjadi aktif lagi. Meskipun aktif, virus
mulai kali (disebut peluruhan) dan menjadi transmittable lagi. Peluruhan ini
mungkin tidak disertai oleh gejala. Selama reaktivasi, virus berpindah dari
dalam sel saraf dan diangkut melalui saraf ke kulit. Kemampuan virus herpes
menjadi laten dan reaktif menjelaskan jangka panjang, sifat herpes infeksi yang
berulang.
B.
Epidemiologi
Penyakit ini
tersebar di seluruh dunia dan menyerang baik pria dan wanita dengan frekuensi
yang tidak berbeda. Infeksi virus herpes simpleks tipe I biasanya dimulai pada
usia anak-anak, sedangkan infeksi virus herpes simpleks tipe II biasanya
terjadi pada usia dewasa dan berhubungan dengan peningkatan aktivitas seksual.
C. Penyebab
Terdapat 2
jenis virus herpes simpleks yang menginfeksi kulit, yaitu HSV-1 dan HSV-2. HSV-1
merupakan penyebab dari luka di bibir (herpes labialis) dan luka di kornea mata
(keratitis herpes simpleks); biasanya ditularkan melalui kontak dengan sekresi
dari atau di sekitar mulut. HSV-2 biasanya menyebabkan herpes genitalis dan
terutama ditularkan melalui kontak langsung dengan luka selama melakukan
hubungan seksual.
D. Gejala
1. timbul
erupsi bintik kemerahan disertai rasa panas dan gatal pada kulit region
genitalis.
2. Kadang
disertai demam seperti influenza dan setelah 2-3 hari bintik kemerahan tersebut
berubah menjadi vesikel disertai rasa nyeri.
3. 5-7 hari
kemudian, vesikel pecah dan keluar cairan jernih dan pada lokasi vesikel yang
pecah timbul koropeng (atau ditutupi lapisan kekuningan bila terkena infeksi
sekunder).
4. Bila
mengenai region genetalia yang cukup luas dapar menyebabkan gangguan mobilitas,
vaginitis, urethritis, sistitis, dan fisura ani hepetika.
E. Pengaruh
herpes genital pada kehamilan
·
Virus dapat sampai ke sirkulasi fetal melalui plasenta
dan dapat menyebabkan kerusakan dan kematian janin.
·
Infeksi neonatal ( 0-20 hari) angka mortalitasnya 60%,
jika dapat bertahan hidup setengahnya mempunyai kemungkinan cacat neurologis
yang nantinya juga berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan serta
menyebabkan kelainan mata.
·
Dapat menyebabkan kelainan ensefalitis,
mikro/hidrosephalus, koriodorenitis, keratokonjungtivitis.
·
Dapat menyebabkan abortus dan prematuritas
F. Diagnosa
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya yang timbul di bagian tubuh tertentu
dan khas untuk herpes simpleks. Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan
pembiakan virus, pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya peningkatan kadar
antibodi serta biopsi. Pada stadium yang sangat dini, diagnosis ditegakkan
dengan menggunakan teknik terbaru yaitu reaksi rantai polimerase, yang bisa digunakan
untuk mengenali DNA dari virus herpes simpleks di dalam jaringan atau cairan
tubuh.
G.
Pengobatan
Untuk
mengobati herpes simpleks, dokter dokter biasanya memberikan pengobatan
antivirus dalam bentuk krim atau pil. Pengobatan ini tidak dapat menyembuhkan
herpes simpleks, namun dapat mengurangi durasi terjadinya penyakit dan
mengurangi beratnya penyakit. Antivirus yang diakui oleh FDA (badan pengawas
obat-obatan Amerika Serikat) antara lain: Acyclovir, Valacyclovir dan
Famcyclovir. Jika seseorang sedang mendapat pengobatan untuk herpes simpleks,
maka pasangan seksualnya disarankan untuk diperiksa, dan bila perlu, diobati
juga walaupun tidak ada gejala. Hal ini akan mengurangi resiko terjadinya
komplikasi yang serius pada infeksi herpes simpleks yang tidak terdiagnosis
atau mencegah penyebaran infeksi ini ke orang lain. Mereka juga disarankan
untuk tidak berhubungan seksual sampai selesai pengobatan.
H.
Pencegahan
Beberapa hal
yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran herpes simpleks antara lain:
- Hindari
berhubungan seksual dengan orang lain bila masih terdapat vesikel
- Hindari
pinjam meminjam barang pribadi seperti handuk
- Hindari
pencetus terjadinya episode rekuren seperti kurang tidur, stress berlebihan.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
Asuhan
Kebidanan pada Ibu hamil
Ny. R umur
26 tahun umur kehamilan 15 minggu dengan herpes genital.
DATA
SUBJEKTIF
Seorang ibu
hami pertama, HPMT tanggal 14 Desember 2009, HPL tanggal 21 September
2010, umur kehamilan 15 minggu. Ibu mengeluh terasa gatal, kemerahan dan
terdapat lepuhan yang bergerombol di daerah kemaluannya. Ibu mengatakan
pekerjaanya hanya di rumah mengurus rumah tangga dan suaminya bekerja sebagai
supir dan jarang di rumah.
DATA
OBJEKTIF
1. Keadaan umum
ibu lemas, status emosional:stabil
2. Tekanan
darah 110/80 mmHg, nadi 74 kali/menit, pernafasan 23 kali/menit, suhu 37,3 0
C
3. Terdapat
lepuhan bergerombol di sekitar kemaluannya.
4. Palpasi
leopold I teraba TFU setinggi pertengahan antara simpisis dengan pusat.
ASSESMENT
1.
Diagnosis
Kebidanan
Seorang ibu
usia 25 tahun, UK 15 minggu dengan herpes genital
2.
Masalah
Ibu
mengatakan merasa terasa gatal, kemerahan dan terdapat lepuhan yang bergerombol
di daerah kemaluannya.
3.
Kebutuhan
KIE tentang
herpes genetalia dalam kehamilan
4.
Diagnosis potensial
Herpes
genital pada kehamilan potensial terjadi terjadi kelainan ensefalitis,
mikro/hidrosephalus, koriodorenitis, keratokonjungtivitis, kecacatan janin,
prematuritas, dan abortus.
5.
Masalah
potensial
Tidak ada
6.
Kebutuhan
tindakan segera
Mandiri
7.
Kolaborasi
Laboratorium
Pramita untuk pembiakan virus dan pemeriksaan darah
8.
Merujuk
Dirujuk ke
Dr. Ardian, SpOg untuk mendapatkan terapi obat
PLANNING ( tanggal 28
Maret 2010, jam 15.00 )
1. Memberi tahu
ibu bahwa saat ini sedang terkena infeksi Herpes genital, memberi tahu ibu
resiko bagi janin kemungkinan bisa terjadi kecacatan, lahir prematur, maupun
keguguran.
2. Ibu mengerti
dan merasa khawatir dengan janinnya.
3. Menganjurkan
ibu untuk tetap tenang, dan mengahadapi keadaanya dengan berpikiran positif, meminta
bantuan suami dan keluarga untuk mendukung ibu.
4. Keluarga
bersedia mendampingi dan kecemasan ibu berkurang.
5. Menganjurkan
ibu untuk melakukan pemeriksaan laboratorium agar mendapatkan hasil pemeriksaan
yang lebih akurat.
6. Ibu bersedia
untuk melakukan pemeriksaan di laboratorium.
7. Memberitahu
ibu bahwa dirinya akan dirujuk ke dokter spesialis kebidanan untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut, memberitahu suami ibu untuk turut memeriksakan
dirinya, dan jika terbukti terkena Herpes juga disarankan untuk menjalani
pengobatan.
8. Ibu bersedia
untuk dirujuk ke dokter.
EVALUASI
Ibu telah mengetahui
keadaan dan kehamilannya dalam keadaan baik, ibu paham dan mengerti tentang
segala penjelasan yang telah disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin, Abdul
Bari.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.2006.Jakarta:Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar