Senin, 10 Februari 2014

Askeb Herpes Genetalia


ASUHAN KEBIDANAN
Pada Ny “R” Usia th dengan Herpes Genetalia
DI PUSKESMAS MOJOKERTO
logo dian husada.gif





Disusun oleh :
Anita Della Aviyanty Putri                          Ina Cahyani
Naimatul Husniah                                       Ria Nur Azizah
Eka Herin Priyanti `                                    Alfina Nur Faizah
Dita Saraswati                                            Clariza Florensia
Choiro Nur’Aini                                           Amalia Rizky
Nurul Karimah                                            Ayu Rahma
Elisabeth Prasetya Novita                            Debby Faradilla
Halimah Maya                                             Nur Laili
Nur Laila
D3 Kebidanan

Kampus a stikes DIAN HUSADA MOJOKERTO
2013 – 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Sebuah penyakit menular seksual (PMS), juga dikenal sebagai infeksi menular seksual (IMS) atau penyakit kelamin (VD), adalah penyakit yang memiliki probabilitas signifikan penularan antar manusia atau hewan dengan cara perilaku seksual manusia, termasuk hubungan intim melalui vagina, oral seks, dan seks anal. Sementara di masa lalu, penyakit ini sebagian besar telah disebut sebagai PMS atau VD, dalam beberapa tahun terakhir istilah infeksi menular seksual (IMS) telah disukai, karena memiliki makna lebih luas, seseorang dapat terinfeksi'''' , dan berpotensi menulari orang lain, tanpa menunjukkan tanda-tanda''penyakit''. Beberapa PMS juga dapat ditularkan melalui penggunaan jarum suntik obat IV setelah digunakan oleh orang yang terinfeksi, serta melalui persalinan atau menyusui. Infeksi menular seksual telah dikenal selama ratusan tahun.
Herpes merupakan salah satu penyakit menular seksual. Herpes kelamin atau herpes genitalia adalah penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV), penyakit ini sangat menular dan mengifeksi daerah kelamin. Gejala dari herpes disebut wabah. Dan biasanya muncul luka (bisul) di dekat daerah di mana virus telah memasuki tubuh. Mereka berubah menjadi lepuh, menjadi gatal dan menyakitkan, dan kemudian sembuh dan kemudian muncul kembali jika ada faktor pemicunya. Kadang-kadang orang tidak tahu bahwa mereka memiliki herpes karena mereka tidak menunjukkan gejala atau gejala sangat ringan. Penyakit ini dapat diobati tetapi tidak dapat disembuhkan dan akan tetap akan bermukim didalam tubuh. Tetapi obat dapat membantu tubuh melawan virus dalam tubuh, dapat membantu mengurangi gejala, menurunkan wabah, dan menurunkan resiko penularan virus kepada orang lain. Herpes genitalis umumnya menyerang dan menyebabkan luka pada daerah genital Anda atau dubur, bokong, dan paha yang dapatkan dari berhubungan seks, bahkan seks oral yang terinfeksi virus ini. Virus dapat menyebar meskipun tidak ada luka/bisul. Bayi baru lahir juga dapat terinfeksi virus ini jika sang ibu mengidap penyakit yang mengerikan ini. Wanita kerap kali tidak sadar bahwa ia menderita herpes karena lecet terjadi di dalam vagina.

B. Tujuan
A.  Mengetahui definisi infeksi Herpes Genital
B.  Mengetahui epidemiologi infeksi Herpes Genital
C. Mengetahui penyebab infeksi Herpes Genital
D. Mengetahui gejala infeksi Herpes Genital
E.  Mengetahui pengaruh infeksi Herpes Genital pada kehamilan
F.  Mengetahui diagnosa infeksi Herpes Genital
G. Mengetahui pengobatan infeksi Herpes Genital
H. Mengetahui pencegahan infeksi Herpes Genital



















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Genital herpes, juga umumnya disebut "herpes" adalah infeksi virus oleh herpes simplex virus (HSV) yang ditularkan melalui kontak intim dengan lapisan-lapisan yang ditutupi lendir dari mulut atau vagina atau kulit genital. Virus memasuki lapisan-lapisan atau kulit melalui robekan-robekan mikroskopik. Sekali didalam, virus berjalan ke akar-akar syaraf dekat sumsum tulang belakang (spinal cord) dan berdiam disana secara permanen.
Ketika seseorang yang terinfeksi mempunyai perjangkitan herpes, virus berjalan menuruni serabut-serabut syaraf ke tempat dari asal infeksi. Ketika ia mencapi kulit, kemerahan dan lepuhan-lepuhan  (blisters ) yang khas terjadi. Setelah perjangkitan awal, perjangkitan-perjangkitan yang berikut cenderung menjadi sporadik. Mereka mungkin terjadi mingguan atau bahkan tahunan berpisahan.
Dua tipe-tipe dari virus-virus herpes berhubungan dengan luka-luka genital: herpes simplex virus-1 (HSV-1) dan herpes simplex virus-2 (HSV-2). HSV-1 lebih sering menyebabkan blisters dari area mulut sementara HSV-2 lebih sering menyebabkan luka-luka genital pada area sekitar anus. Perjangkitan dari herpes berhubungan erat pada berfungsinya sistim imun. Wanita-wanita yang mempunyai sistim-sistim imun yang ditekan, karena stress, infeksi, atau obat-obat, mempunyai perjangkitan-perjangkitan (outbreaks) lebih seringkali dan bertahan lebih lama.
Diperkirakan bahwa sebanyak 50 juta orang-orang di Amerika terinfeksi dengan genital HSV. Genital herpes disebar hanya dengan kontak langsung orang ke orang. Dipercayai bahwa 60% dari kaum dewasa yang aktif secara seksual membawa virus herpes. Sebagian dari sebab untuk angka infeksi tinggi yang berlanjut adalah bahwa kebanyakan wanita-wanita yang terinfeksi dengan virus herpes tidak mengetahui bahwa mereka terinfeksi karena mereka mempunyai sedikit atau tidak mempunyai gejala-gejala. Pada banyak wanita-wanita, ada perjangkitan-perjangkitan "atypical" dimana satu-satunya gejala mungkin adalah gatal yang ringan atau ketidaknyamanan yang minimal. Lebih dari itu, lebih lama wanita itu telah mempunyai virus, lebih sedikit gejala-gejala mereka punyai dengan perjangkitan-perjangkitan mereka. Akhirnya, virus dapat melepaskan diri dari cervix kedalam vagina pada wanita-wanita yang tidak mengalami segala gejala-gejala.
Wanita hamil terkeserang herpes bayi mempunyai risiko tinggi tertular. Virus dapat ditularkan kepada janin melalui placenta selama kehamilan atau selama persalinan vaginal. Pada infeksi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran, ketuban penurunan pertumbuhan. Sekitar 30-50% bayi yang lahir melalui vagina dengan seorang ibu yang terinfeksi virus herpes. Bayi yang dilahirkan perempuan mengalami serangan pada saat lahir, satu sampai empat persen menjadi terinfeksi dengan herpes-simplex virus.
Setelah infeksi, virus herpes membentuk suatu masa yang disebut latency, saat virus yang ada dalam tubuh dari sel saraf dapat muncul (misalnya alat kelamin, mulut, dan bibir) virus menjadi aktif lagi. Meskipun aktif, virus mulai kali (disebut peluruhan) dan menjadi transmittable lagi. Peluruhan ini mungkin tidak disertai oleh gejala. Selama reaktivasi, virus berpindah dari dalam sel saraf dan diangkut melalui saraf ke kulit. Kemampuan virus herpes menjadi laten dan reaktif menjelaskan jangka panjang, sifat herpes infeksi yang berulang.
B. Epidemiologi
Penyakit ini tersebar di seluruh dunia dan menyerang baik pria dan wanita dengan frekuensi yang tidak berbeda. Infeksi virus herpes simpleks tipe I biasanya dimulai pada usia anak-anak, sedangkan infeksi virus herpes simpleks tipe II biasanya terjadi pada usia dewasa dan berhubungan dengan peningkatan aktivitas seksual.
C. Penyebab
Terdapat 2 jenis virus herpes simpleks yang menginfeksi kulit, yaitu HSV-1 dan HSV-2. HSV-1 merupakan penyebab dari luka di bibir (herpes labialis) dan luka di kornea mata (keratitis herpes simpleks); biasanya ditularkan melalui kontak dengan sekresi dari atau di sekitar mulut. HSV-2 biasanya menyebabkan herpes genitalis dan terutama ditularkan melalui kontak langsung dengan luka selama melakukan hubungan seksual.


D. Gejala
1.  timbul erupsi bintik kemerahan disertai rasa panas dan gatal pada kulit region genitalis.
2.  Kadang disertai demam seperti influenza dan setelah 2-3 hari bintik kemerahan tersebut berubah menjadi vesikel disertai rasa nyeri.
3.  5-7 hari kemudian, vesikel pecah dan keluar cairan jernih dan pada lokasi vesikel yang pecah timbul koropeng (atau ditutupi lapisan kekuningan bila terkena infeksi sekunder).
4.  Bila mengenai region genetalia yang cukup luas dapar menyebabkan gangguan mobilitas, vaginitis, urethritis, sistitis, dan fisura ani hepetika.
E. Pengaruh herpes genital pada kehamilan
·       Virus dapat sampai ke sirkulasi fetal melalui plasenta dan dapat menyebabkan kerusakan dan kematian janin.
·       Infeksi neonatal ( 0-20 hari) angka mortalitasnya 60%, jika dapat bertahan hidup setengahnya mempunyai kemungkinan cacat neurologis yang nantinya juga berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan serta menyebabkan kelainan mata.
·       Dapat menyebabkan kelainan ensefalitis, mikro/hidrosephalus, koriodorenitis, keratokonjungtivitis.
·       Dapat menyebabkan abortus dan prematuritas
F. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya yang timbul di bagian tubuh tertentu dan khas untuk herpes simpleks. Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan pembiakan virus, pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya peningkatan kadar antibodi serta biopsi. Pada stadium yang sangat dini, diagnosis ditegakkan dengan menggunakan teknik terbaru yaitu reaksi rantai polimerase, yang bisa digunakan untuk mengenali DNA dari virus herpes simpleks di dalam jaringan atau cairan tubuh.


G. Pengobatan
Untuk mengobati herpes simpleks, dokter dokter biasanya memberikan pengobatan antivirus dalam bentuk krim atau pil. Pengobatan ini tidak dapat menyembuhkan herpes simpleks, namun dapat mengurangi durasi terjadinya penyakit dan mengurangi beratnya penyakit. Antivirus yang diakui oleh FDA (badan pengawas obat-obatan Amerika Serikat) antara lain: Acyclovir, Valacyclovir dan Famcyclovir. Jika seseorang sedang mendapat pengobatan untuk herpes simpleks, maka pasangan seksualnya disarankan untuk diperiksa, dan bila perlu, diobati juga walaupun tidak ada gejala. Hal ini akan mengurangi resiko terjadinya komplikasi yang serius pada infeksi herpes simpleks yang tidak terdiagnosis atau mencegah penyebaran infeksi ini ke orang lain. Mereka juga disarankan untuk tidak berhubungan seksual sampai selesai pengobatan.
H. Pencegahan
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran herpes simpleks antara lain:
- Hindari berhubungan seksual dengan orang lain bila masih terdapat vesikel
- Hindari pinjam meminjam barang pribadi seperti handuk
- Hindari pencetus terjadinya episode rekuren seperti kurang tidur, stress berlebihan.









BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil
Ny. R umur 26 tahun umur kehamilan 15 minggu dengan herpes genital.
DATA SUBJEKTIF
Seorang ibu hami pertama, HPMT  tanggal 14 Desember 2009, HPL tanggal 21 September 2010, umur kehamilan 15 minggu. Ibu mengeluh terasa gatal, kemerahan dan terdapat lepuhan yang bergerombol di daerah kemaluannya. Ibu mengatakan pekerjaanya hanya di rumah mengurus rumah tangga dan suaminya bekerja sebagai supir dan jarang di rumah.
DATA OBJEKTIF
1.  Keadaan umum ibu lemas, status emosional:stabil
2.  Tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 74 kali/menit, pernafasan 23 kali/menit, suhu 37,3 0 C
3.  Terdapat lepuhan bergerombol di sekitar kemaluannya.
4.  Palpasi leopold I teraba TFU setinggi pertengahan antara simpisis dengan pusat.
ASSESMENT
1.  Diagnosis Kebidanan
Seorang ibu usia 25 tahun, UK 15 minggu dengan herpes genital
2.  Masalah
Ibu mengatakan merasa terasa gatal, kemerahan dan terdapat lepuhan yang bergerombol di daerah kemaluannya.
3.  Kebutuhan
KIE tentang herpes genetalia dalam kehamilan

4.  Diagnosis potensial
Herpes genital pada kehamilan potensial terjadi terjadi kelainan ensefalitis, mikro/hidrosephalus, koriodorenitis, keratokonjungtivitis, kecacatan janin, prematuritas, dan abortus. 
5.  Masalah potensial
Tidak ada
6.  Kebutuhan tindakan segera
Mandiri
7.  Kolaborasi
Laboratorium Pramita untuk pembiakan virus dan pemeriksaan darah
8.  Merujuk
Dirujuk ke Dr. Ardian, SpOg untuk mendapatkan terapi obat
PLANNING ( tanggal 28 Maret 2010, jam 15.00 )
1.  Memberi tahu ibu bahwa saat ini sedang terkena infeksi Herpes genital, memberi tahu ibu resiko bagi janin kemungkinan bisa terjadi kecacatan, lahir prematur, maupun keguguran.
2.  Ibu mengerti dan merasa khawatir dengan janinnya.
3.  Menganjurkan ibu untuk tetap tenang, dan mengahadapi keadaanya dengan berpikiran positif, meminta bantuan suami dan keluarga untuk mendukung ibu.
4.  Keluarga bersedia mendampingi dan kecemasan ibu berkurang.
5.  Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan laboratorium agar mendapatkan hasil pemeriksaan yang lebih akurat.
6.  Ibu bersedia untuk melakukan pemeriksaan di laboratorium.
7.  Memberitahu ibu bahwa dirinya akan dirujuk ke dokter spesialis kebidanan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut, memberitahu suami ibu untuk turut memeriksakan dirinya, dan jika terbukti terkena Herpes juga disarankan untuk menjalani pengobatan.
8.  Ibu bersedia untuk dirujuk ke dokter.
EVALUASI
Ibu telah mengetahui keadaan dan kehamilannya dalam keadaan baik, ibu paham dan mengerti tentang segala penjelasan yang telah disampaikan.























DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin, Abdul Bari.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.2006.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
 http://www.klikdokter.com/illness/detail/137 diunduh tanggal 29 Maret 2010 jam 19.05
 http://medicastore.com/penyakit/186/Herpes_Simpleks.html duinduh tanggal 29 Maret 2010 jam 19.15


Tidak ada komentar:

Posting Komentar