Makalah
PENGARUH Gizi pada kehamilan
Disusun oleh :
Anita Della Aviyanty
Putri Nur Laila
Loilatu
Naimatul Husniah Muthmainnah
Eka Herin Priyanti Siti Maisaroh
Dita Saraswati Ina Cahyani
Choiro Nur’Aini Ria Nur Azizah
Nurul Karimah Elisabeth Prasetya Novita
Naimatul Husniah Muthmainnah
Eka Herin Priyanti Siti Maisaroh
Dita Saraswati Ina Cahyani
Choiro Nur’Aini Ria Nur Azizah
Nurul Karimah Elisabeth Prasetya Novita
D3 Kebidanan
Kampus
a stikes DIAN HUSADA MOJOKERTO
2013 –
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengaruh Gizi Pada Kehamilan”
ini dengan tepat waktu.
Kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, dan
juga kepada sumber-sumber yang digunakan untuk menunjang penyelesaian makalah
ini. Tidak lupa juga ucapan terima kasih kepada seluruh anggota kelompok yang
telah bekerja sama dalam penyelesaian makalah ini.
Demikianlah makalah yang telah kami
selesaikan. Tiada gading yang tak retak, begitu pula makalah ini yang tak luput
dari kekurangan. Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk menunjang
keberhasilan dari makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Amin.
Mojokerto,
02 Maret 2013
Penyusun
BAB i
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG MASALAH
Gizi
adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara
langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, dan air. Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada
balita yang masih dalam masa pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang balita yang
berlangsung secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas dan kuantitas yang
tepat dan seimbang. Masa
hamil adalah masa dimana seorang wanita memerlukan berbagai unsur gizi yang jauh lebih banyak
daripada yang diperlukan dalam keadaan biasa.
Disamping untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya sendiri, berbagai zat gizi juga diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam kandungannya.
Penyelidikan oleh para ahli membuktikan dengan jelas bahwa ada kandungan yang sangat erat antara
kecukupan gizi bayi setelah lahir. Dan penelitian
ini juga membuktikan bahwa masa yang paling kritis semasa hamil adalah masa trimester 3. Selain
pertumbuhan berat dan panjang janin semasa kehamilan, pertumbuhan otak juga dipengaruhi oleh
gizi dari selama hamil.
1.2
RUMUSAN MASALAH
v
Apa
saja gizi yang di butuhkan oleh ibu hamil ?
v
Apa
dampak gizi kurang pada ibu hamil ?
v
Apa
masalah yang biasa terjadi pada ibu hamil ?
v
Apa
saja tanda-tanda kecukupan gizi pada ibu hamil ?
BAB ii
isi
isi
2.1 pentingnya status gizi pada ibu hamil
Status gizi ibu hamil pada waktu pertumbuhan dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin. Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai umur kehamilan. Hal ini dikarenakan berat badan yang bertambah normal akan menghasilkan bayi yang normal juga. Di negara maju, rata-rata kenaikan berat badan selama hamil sekitar 12-14 kilogram.
Tetapi berdasarkan perkembangan terkini, disampaikan bahwa penambahan
berat badan ibu selama hamil tidak terlalu mempengaruhi berat badan bayi.
Kekurangan asupan gizi pada trimester I
dapat menyebabkan hiperemesis
gravidarum, kelahiran
prematur,
kematian janin, keguguran
dan kelainan
pada sistem saraf pusat. Sedangkan pada trimester II
dan III dapat mengakibatkan pertumbuhan
dan perkembangan janin terganggu, berat bayi lahir
rendah. Selain itu,
juga akan berakibat terjadi gangguan
kekuatan rahim
saat persalinan, dan perdarahan post
partum.
2.2 gizi yang dibutuhkan pada ibu hamil
a. Energi
Tambahan energi pada wanita selama
hamil yang diperlukan untuk komponen fetus maupun perubahan yang terdapat pada
diri ibu yaitu sebesar 300 kkal. Kebutuhan energi untuk ibu hamil ini
diperkirakan untuk penambahan berat janin, plasenta, jaringan tubuh ibu lain
dan kenaikan metabolisme selama hamil (Paath, 2004)
b. Protein
Total protein 60 g/hari adalah dianjurkan. Jumlah ini
mudah dipenuhi dengan diet rata-rata di Amerika serikat. Hal ini perlu untuk
pertumbuhan normal dari janin, pembesaran uterus dan payudara, pembentukan sel
darah dan protein sesuai dengan bertambahnya volume darah, dan produksi dari
cairan amnion (Nadesul, 1997)
c. Zat Besi
Menurut Depkes RI (1997) kebutuhan zat besi pada
wanita hamil, yaitu wanita memerlukan zat besi lebih dari laki-laki karena
menstruasi dengan perdarahan sebanyak 50 sampai 80 cc setiap bulan, dan
kehilangan zat besi sebesar 30 sampai 40 mg. Kehamilan memerlukan tambahan zat
besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah
janin dan plasenta. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan
melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan makin anemis. Sebagai
gambaran berapa banyak kebutuhan zat besi selama kehamilan perhatikan bagian
berikut :
Meningkatkan sel darah ibu : 500 mg Fe
Terdapat dalam plasenta : 300 mg Fe
Untuk darah janin : 100 mg Fe
Jumlah : 900 mg Fe
Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap
kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia
pada kehamilan berikutnya. Nutrisi yang terkait untuk Fe atau tambah darah
selama kehamilan yaitu 90 tablet.
Zat gizi yang dibutuhkan dalam pembentukan darah adalah zat besi atau Fe, asam folat, vitamin B12 dan protein. Untuk pemenuhan tubuh akan zat besi ini dianjurkan untuk makan makanan yang beraneka ragam (Darmanelly, 2005).
Zat gizi yang dibutuhkan dalam pembentukan darah adalah zat besi atau Fe, asam folat, vitamin B12 dan protein. Untuk pemenuhan tubuh akan zat besi ini dianjurkan untuk makan makanan yang beraneka ragam (Darmanelly, 2005).
Massa dari sel darah merah mengembang sekitar 15%
selama kehamilan, dan ini memerlukan kenaikan substansi zat besi dari ibu. Zat
besi juga diperlukan untuk deposisi simpanan janin (Manuaba, 2001).
d. Seng
Absorbsi seng dihambat dengan masuknya zat besi dan
asam folat dalam jumlah besar. Wanita yang memakan suplemen zat besi dan asam
folat harus mengkonsumsi makanan yang kaya seng setiap hari (Moore1999).
e. Kalsium
Kebutuhan kalsium per hari meningkat pada klasifikasi
fetalis ; RDA (Recommended Dietary Allowance) untuk wanita hamil adalah 1200
mg.
f. Asam
folat
Masukan asam folat yang dianjurkan meningkat dari 180
gr pada wanita yang tidak hamil menjadi 400 gr pada kehamilan. Hal ini
diperlukan baik untuk produksi sel darah merah ibu maupun sintesis
DNA(Deoxyribonucleic Acid) pada janin (Manuaba, 2001).
2.3 dampak gizi
kurang pada ibu hamil
1. Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil
dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia,
pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit
infeksi.
2. Terhadap Perslinan
Pengaruh gizi kurang
terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama,
persalinan sebelum waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan, serta
persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
3. Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu
hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan
kegururan , abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia
pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat
badan lahir rendah (BBLR)
2.4 masalah-masalah yang biasa terjadi pada ibu hamil
Anemia pada Ibu Hamil
Anemia dapat didefinisikan
sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di bawah normal. Di Indonesia Anemia
umumnya disebabkan oleh kekurangan Zat Besi, sehingga lebih dikenal dengan
istilah Anemia Gizi Besi. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan
yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi
besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk
metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat
kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III.
Kekurangan zat besi dapat
menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun
sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam kandungan,
abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini
menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara
bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat
meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan
melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar.
Kekurangan
Gizi pada Ibu Hamil
Juga Menyebabkan Abortus
Keguguran adalah kehilangan
kandungan pada saat janin berusia di bawah 20 minggu. (Bila lebih maka
dikatakan sebagai kelahiran prematur). Sekitar satu dari enam kehamilan
berakhir dengan keguguran, sebagian besar terjadi sebelum minggu ke-16
kehamilan. Satu dari 200 wanita mengalami keguguran berulang, bahkan lebih dari
tiga kali berturut-turut.
Keguguran dapat menjadi
musibah yang menyedihkan, terutama bagi pasangan yang sedang mendambakan anak.
Namun, pada umumnya wanita bisa kembali hidup normal pasca keguguran. Asalkan
terjadi dengan sempurna, keguguran tidak membahayakan. Calon ibu dapat kembali
hamil setelah melewati satu periode menstruasi.
Resiko BBLR pada Ibu Hamil
Di Indonesia batas ambang
LILA dengan resiko KEK adalah 23,5 cm hal ini berarti ibu hamil dengan resiko
KEK diperkirakan akan melahirkan bayi BBLR. Bila bayi lahir dengan Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) akan mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan
pertumbuhan, dan gangguan perkembangan anak. Untuk mencegah resiko KEK pada ibu
hamil sebelum kehamilan wanita usia subur sudah harus mempunyai gizi yang baik,
misalnya dengan LILA tidak kurang dari 23,5 cm. Apabila LILA ibu sebelum hamil
kurang dari angka tersebut, sebaiknya kehamilan ditunda sehingga tidak beresiko
melahirkan BBLR.
Hasil penelitian Edwi
Saraswati, dkk. di Jawa Barat (1998) menunjukkan bahwa KEK pada batas 23,5 cm
belum merupakan resiko untuk melahirkan BBLR walaupun resiko relatifnya cukup
tinggi. Sedangkan ibu hamil dengan KEK pada batas 23 cm mempunyai resiko 2,0087
kali untuk melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang mempunyai LILA lebih
dari 23 cm.
Sebagaimana disebutkan di
atas, berat bayi yang dilahirkan dapat dipengaruhi oleh status gizi ibu baik
sebelum hamil maupun saat hamil. Status gizi ibu sebelum hamil juga cukup
berperan dalam pencapaian gizi ibu saat hamil. Penelitian Rosmeri (2000)
menunjukkan bahwa status gizi ibu sebelum hamil mempunyai pengaruh yang
bermakna terhadap kejadian BBLR. Ibu dengan status gizi kurang (kurus) sebelum
hamil mempunyai resiko 4,27 kali untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan
ibu yang mempunyai status gizi baik (normal).
2.5 TANDA-TANDA
KECUKUPAN GIZI PADA IBU HAMIL
Status
|
Tanda
|
Keadaan umum
|
Responsive, gesit
|
Postur
|
Tegak, tungkai dan lengan lurus
|
Saraf
|
|
Pencernaan
|
Nafsu makan baik
|
Vitalitas umum
|
|
Rambut
|
|
Kulit
|
Licin, cukup lembab, warna segar
|
Muka dan leher
|
Warna sama, licin, tampak sehat,
segar
|
Bibir
|
Licin, warna tidak pucat, lembab,
tidak bengkak
|
Mulut
|
Tidak ada luka dan selaput merah
|
Gusi
|
|
Lidah
|
|
Gigi geligi
|
|
Mata
|
Bersinar, bersih, selaput besar
merah, tidak ada perdarahan
|
Kelenjar
|
Bersinar, bersih, selaput besar
merah, tidak ada perdarahan
|
Kuku
|
Keras dan kemerahan
|
Tungkai
|
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan
Gizi pada masa kehamilan adalah masa dimana seorang wanitamemerlukan berbagai
unsur gizi yang jauh lebih banyak daripada yang diperlukandalam keadaan biasa.
Gizi semasa hamil dapat membentuk pertumbuhan dan perkembanganjanin serta
membantu pertumbuhan otak janin.B. Saran 1. Menganjurkan ibu memakan makanan
yang bergizi seperti : Nasi , Tempe/ tahu/ Lauk pauK, Sayuran daun hijau, Buah – buahan 2. Menganjurkan ibu untuk
mengkonsumsi pil penambah darah (1 butir/hari)Pada TM I : Memakan makanan sedikit
tapi sering agar tidak terjadi dehidrasi karena pada TM I ini sering timbul
mual dan muntahPada TM II : Mengoptimalkan pola makan seimbang kaya akan
proteinPada TM III : wanita hamil pada TM III ini dianjurkan untuk makan
sedikit tapi sering agar tidak mengganggu proses berjalannya kelahiran janin/
bayi besar. 6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar