Makalah
Gizi masyarakat
Disusun oleh :
Naimatul Husniah
Eka Herin Priyanti
Vivi Rahma
Choiro Nur’Aini
Yuli Setia Ningsih
Irmatus Sa’diyah
Ziyan Jamila
Naimatul Husniah
Eka Herin Priyanti
Vivi Rahma
Choiro Nur’Aini
Yuli Setia Ningsih
Irmatus Sa’diyah
Ziyan Jamila
D3 Kebidanan 1A
Kampus
a stikes DIAN HUSADA MOJOKERTO
2013 –
2014
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat, taufiq, dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Gizi
Masyarakat ” ini dengan tepat waktu.
Kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini, dan juga kepada sumber-sumber yang digunakan untuk
menunjang penyelesaian makalah ini. Tidak lupa juga ucapan terima kasih kepada
seluruh anggota kelompok yang telah bekerja sama dalam penyelesaian makalah
ini.
Demikianlah
makalah yang telah kami selesaikan. Tiada gading yang tak retak, begitu pula
makalah ini yang tak luput dari kekurangan. Kritik dan saran sangat kami
harapkan untuk menunjang keberhasilan dari makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Mojokerto,
25 Februari 2013
Penyusun
Daftar
isi
Kata Pengantar ................................................................................................................ i
Daftar Isi ............................................................................................................................ ii
Latar Belakang Masalah.................................................................................................
1
Rumusan Masalah..........................................................................................................
1
Isi.........................................................................................................................................
2
2.1 Pengertian Gizi..........................................................................................................
2
2.2
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Gizi Masyarakat........................... 3
2.3 Program Perbaikan Gizi dan Kesehatan Masyarakat.........................................
7
Penutup.............................................................................................................................
8
Daftar Pustaka ................................................................................................................. 9
BAB i
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG MASALAH
Keadaan gizi dan kesehatan masyarakat
tergantung pada tingkat konsumsi, Dewasa ini Indonesia menghadapi masalah gizi
ganda, yakni masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang
umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya
kualitas lingkungan (sanitasi), kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi,
menu seimbang dan kesehatan, dan adanya daerah miskin gizi. Sebaliknya masalah
gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu
yang disertai dengan minimnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang, dan
kesehatan. Dengan demikian, sebaiknya masyarakat meningkatkan perhatian
terhadap kesehatan guna mencegah terjadinya gizi salah (malnutrisi) dan risiko
untuk menjadi kurang gizi.
Tingginya angka kematian ini juga
dampak dari kekurangan gizi pada penduduk. Mulai dari bayi dilahirkan, masalahnya
sudah mulai muncul, yaitu dengan banyaknya bayi lahir dengan berat badan rendah
(BBLR<2.5 Kg). Masalah ini berlanjut dengan tingginya masalah gizi kurang
pada balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa sampai dengan usia lanjut.
Masalah gizi pada hakikatnya adalah
masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan
dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya
masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan penanggulangannya
harus melibatkan berbagai sektor yang terkait.
Suatu penyakit timbul karena tidak
seimbangnya berbagai faktor, baik dari sumber penyakit (agens), pejamu (host)
dan lingkungan (environment). Hal itu disebut juga dengan istilah penyebab
majemuk (multiple causation of diseases) sebagai lawan dari peyebab tunggal
(single causation).
1.2 RUMUSAN MASALAH
v Apa
yang dimaksud gizi?
v Apa
saja faktor – faktor yang mempengaruhi status gizi masyarakat?
v Apa
saja rencana program perbaikan gizi dan kesehatan di masa
depan?
BAB ii
isi
isi
2.1 PENGERTIAN GIZI
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energi.
Makan
makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang
beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang
diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi
biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga,
pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan
salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat
gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan
menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur.
Makanan
sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang,
sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga dapat
menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.
Makanan
sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah
kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur,
ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun
berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan
seseorang.
Makanan
sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini
mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan
bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.
2.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi status gizi
masyarakat
ü Faktor
Lingkungan
Lingkungan yang buruk seperti air
minum yang tidak bersih, tidak adanya saluran penampungan air limbah, tidak
menggunakan kloset yang baik, juga kepadatan penduduk yang tinggi dapat
menyebabkan penyebaran kuman patogen.
Lingkungan yang mempunyai iklim tertentu berhubungan dengan jenis tumbuhan yang dapat hidup sehingga berhubungan dengan produksi tanaman.
Lingkungan yang mempunyai iklim tertentu berhubungan dengan jenis tumbuhan yang dapat hidup sehingga berhubungan dengan produksi tanaman.
ü Faktor
Ekonomi
Di banyak negara yang secara ekonomis
kurang berkembang, sebagian besar penduduknya berukuran lebih pendek karena
gizi yang tidak mencukupi dan pada umunya masyarakat yang berpenghasilan rendah
mempunyai ukuran badan yang lebih kecil.
Masalah gizi di negara-negara miskin
yang berhubungan dengan pangan adalah mengenai kuantitas dan kualitas.
Kuantitas menunjukkan penyediaan pangan yang tidak mencukupi kebutuhan energi
bagi tubuh. Kualitas berhubungan dengan kebutuhan tubuh akan zat gizi khusus
yang diperlukan untuk petumbuhan, perbaikan jaringan, dan pemeliharaan tubuh
dengan segala fungsinya.
ü Faktor
Sosial-Budaya
Indikator masalah gizi dari sudut
pandang sosial-budaya antara lain stabilitas keluarga dengan ukuran frekuensi
nikah-cerai-rujuk, anak-anak yang dilahirkan di lingkungan keluarga yang tidak
stabil akan sangat rentan terhadap penyakit gizi kurang. Juga indikator
demografi yang meliputi susunan dan pola kegiatan penduduk, seperti peningkatan
jumlah penduduk, tingkat urbanisasi, jumlah anggota keluarga, serta jarak
kelahiran.
Tingkat pendidikan juga termasuk dalam
faktor ini. Tingkat pendidikan berhubungan dengan status gizi karena dengan
meningkatnya pendidikan seseorang, kemungkinan akan meningkatkan pendapatan
sehingga dapat meningkatkan daya beli makanan.
ü Faktor
Biologis/Keturunan
Sifat yang diwariskan memegang kunci
bagi ukuran akhir yang dapat dicapai oleh anak. Keadaan gizi sebagian besar
menentukan kesanggupan untuk mencapai ukuran yang ditentukan oleh pewarisan
sifat tersebut. Di negara-negara berkembang memperlihatkan perbaikan gizi pada
tahun-tahun terakhir mengakibatkan perubahan tinggi badan yang jelas.
ü Faktor
Religi
Religi atau kepercayaan juga berperan
dalam status gizi masyarakat, contohnya seperti tabu mengonsumsi makanan
tertentu oleh kelompok umur tertentu yang sebenarnya makanan tersebut justru
bergizi dan dibutuhkan oleh kelompok umur tersebut. Seperti ibu hamil yang tabu
mengonsumsi ikan.
Secara umum
masalah kurang gizi disebabkan oleh banyak faktor. Pada tahun 1988 UNICEF telah
mengembangkan kerangka konsep makro, sebagai salah satu strategi untuk
menanggulangi masalah kurang gizi.
Penyebab
langsung : Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang.
Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang,
tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita
sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang. Demikian pula pada anak yang
tidak memperoleh cukup makan, maka daya tahan tubuhnya akan
melemah dan akan mudah terserang penyakit.
Penyebab
tidak langsung :
Terdapat tiga penyebab
tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu :
- Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya.
- Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik baik fisik, mental dan sosial.
- Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistim pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan.
Ketiga
faktor tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan, pengetahuan dan
ketrampilan keluarga. Makin tinggi tingkat pendidikan, pengetahuan dan
ketrampilan, makin baik tingkat ketahanan pangan keluarga, makin baik pola
pengasuhan maka akan makin banyak keluarga yang memanfaatkan pelayanan
kesehatan.
Kurangnya
pemberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan sumber daya masyarakat
berkaitan dengan berbagai faktor langsung maupun tidak langsung diprediksi
sebagai pokok masalah di masyarakat. Sedangkan akar masalahnya berupa kurangnya
pemberdayaan wanita dan keluarga serta kurangnya pemanfaatan sumber daya
masyarakat terkait dengan meningkatnya pengangguran, inflasi dan kemiskinan.
Keadaan tersebut telah memicu munculnya kasus-kasus gizi buruk
akibat kemiskinan dan ketahanan pangan keluarga yang tidak memadai.
Masalah gizi
terbagi menjadi masalah gizi makro dan mikro. Masalah gizi makro adalah masalah
yang utamanya disebabkan kekurangan atau ketidakseimbangan asupan energi dan protein.
Manifestasi dari masalah gizi makro bila terjadi pada wanita usia subur dan ibu
hamil yang Kurang Energi Kronis (KEK) adalah berat badan bayi baru lahir yang
rendah (BBLR). Bila terjadi pada anak balita akan mengakibatkan marasmus,
kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor dan selanjutnya akan terjadi gangguan
pertumbuhan pada anak usia sekolah.
Anak balita
yang sehat atau kurang gizi secara sederhana dapat diketahui dengan
membandingkan antara berat badan menurut umur atau berat badan menurut tinggi,
apabila sesuai dengan standar anak disebut Gizi Baik.
Kalau sedikit di bawah standar disebut Gizi Kurang, sedangkan jika jauh di bawah standar disebut Gizi Buruk.
Bila gizi buruk disertai dengan tanda - tanda klinis seperti ; wajah sangat kurus, muka seperti orang tua, perut
cekung, kulit keriput disebut Marasmus, dan bila ada bengkak terutama pada
kaki, wajah membulat dan sembab disebut Kwashiorkor. Marasmus dan Kwashiorkor atau
Marasmus Kwashiorkor dikenal di masyarakat sebagai “busung lapar”.
Gizi mikro (khususnya Kurang Vitamin A, Anemia Gizi Besi, dan Gangguan Akibat
Kurang Yodium).
2.3 Program Perbaikan Gizi Dan Kesehatan Masa Depan
Dilihat dari besarnya masalah gizi dan
kesehatan serta bervariasinya faktor penyebab masalah ini antar wilayah, maka
diperlukan program yang komprehensif dan terintegrasi baik di tingkat
kabupaten, provinsi, maupun nasional. Jelas sekali kerja sama antar sektor
terkait menjadi penting, selain mengurangi aktivitas yang tumpang tindih dan
tidak terarah.
Berikut
ini merupakan pemikiran untuk program yang akan datang, antara lain:
1. Banyak
hal yang harus diperkuat untuk melaksanakan program perbaikan gizi, mulai dari
ketersediaan data dan informasi secara periodik untuk dapat digunakan dalam
perencanaan program yang benar dan efektif. Kajian strategi program yang
efisien untuk masa yang datang mutlak diperlukan, mulai dari tingkat nasional
sampai dengan kabupaten.
2. Melakukan
penanggulangan program perbaikan gizi dan kesehatan yang bersifat preventif
untuk jangka panjang, sementara kuratif dapat diberikan pada kelompok
masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Bentuk program efektif seperti
perbaikan perilaku kesehatan dan gizi tingkat keluarga dilakukan secara
professional mulai dipikirkan, dan tentunya dengan ketentuan atau kriteria yang
spesifik lokal.
3. Melakukan
strategi program khusus untuk penanggulangan kemiskinan, baik di daerah
perkotaan maupun perdesaan dalam bentuk strategi pemberdayaan keluarga dan
menciptakan kerja sama yang baik dengan swasta.
4. Secara
bertahap melakukan peningkatan pendidikan, strategi ini merupakan strategi
jangka panjang yang dapat mengangkat Indonesia dari berbagai masalah gizi dan
kesehatan.
BAB
iii
PENUTUP
PENUTUP
KESIMPULAN
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energi.
Indikator
status gizi yaitu tanda-tanda yang dapat memberikan gambaran tentang keadaan
keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi oleh tubuh. Beberapa faktor
yang memengaruhi status gizi seseorang yaitu faktor lingkungan, faktor ekonomi,
faktor sosial-budaya, faktor biologis/keturunan, dan faktor religi.
Akibat
yang ditimbulkan karena gizi salah (malnutrisi) akan berpengaruh negatif
terhadap perkembangan mental, perkembangan fisik, produktivitas, dan
kesanggupan kerja manusia. Cara-cara perbaikan status gizi yaitu dengan
pengaturan makanan yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi.
daftar
pustaka
http://helpingpeopleideas.com/publichealth/index.php/2012/10/permasalahan-gizi-masyarakat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar